Sabtu, Juli 31, 2010

misteri

masa depan selalu menyimpan misteri yang hanya akan terungkap oleh waktu. banyak dari kita yang mencoba sedikit -atau sedikit berlebihan- untuk membuat yang terbaik untuk masa depan kita. dan banyak diantara kita, termasuk saya, yang selalu berpikir, apa yang kira-kira akan terjadi jika saya memilih jalan ini? apakah yang saya pilih ini menjamin masa depan saya? kira-kira pertanyaan semacam itulah.

dan pertanyaan seperti itu masih saja memenuhi pikiran saya. ketika orangtua saya menginginkan anak pertamanya ini menjadi seorang dokter, tetapi saya tidak dapat memenuhi permintaan mereka. saya sangat menyesal atas itu, dan berusaha untuk mengganti kekecewaan mereka. tetapi, saya juga masih tak yakin dengan jalan yang saya ambil sekarang. masih saja ada pertanyaan "apa yang akan saya lakukan?"

ironis, memang.

untuk membayar kekecewaan mereka, itu tidak gampang. ada sebuah harga mahal yang harus saya bayar, dan saya berusaha membayarnya dengan jumlah yang tepat. kalau perlu, beserta bunganya.

dua hari yang lalu,
ketika saya sedang berada dalam suasana hati yang tidak mendukung, saya melihat seorang anak smp. dilihat dari seragamnya yang masih baru dan penampilannya, saya perkirakan ia masih di tahun pertama sekolahnya.

saat melihat anak lelaki itu, tiba-tiba saya berpikir, "apa persamaan antara saya dan dia?"

dia tidak dalam keadaan yang menyedihkan. dia juga tidak terlihat seperti telah mengecewakan orangtuanya. tapi persamaan kita adalah, saya dan anak itu sama-sama masih mempunyai masa depan yang harus diperjuangkan. saya dan dia sama-sama masih mempunyai waktu, meski jelas waktu yang saya punya telah terpotong beberapa tahun dan tak sebanyak miliknya. tapi intinya jelas, saya tidak perlu menyia-nyiakan lagi waktu saya.

untuk itu, paling tidak saya harus yakin dengan jalan yang saya tempuh. bagaimana saya bisa meyakinkan orang tua, jika bahkan saya sendiri pun tidak yakin dengan apa yang saya pilih?

kalaupun memang saya tak tahu apa yang akan saya ambil, paling tidak saya mempunyai rencana A dan rencana B. atau paling tidak, batas minimal pencapaian saya.

hal ini jelas memerlukan banyak pengorbanan serta membutuhkan modal utama berupa kesabaran dan ketekunan, sifat-sifat orang sukses yang belum ada sepenuhnya dalam diri saya.

dan tentang masalah waktu,
saya harus rela menunggu. memang, dalam diri saya, perasaan masih menggebu-gebu untuk segera membuktikan pada orang tua. segera. tapi mana bisa seperti itu? kemampuan saya belum memadai dan perasaan saya terlampau "labil" untuk sebuh pertarungan besar. mau tak mau, saya harus rela bersabar. menunggu untuk mempersiapkan diri saya, tidak hanya modal perasaan saja, tetapi juga strategi yang jitu. juga menunggu sebuah -atau banyak- kesempatan untuk datang pada saya. saya yakin, kesempatan itu akan datang di saat yang tepat.

sekarang saya mencoba untuk bergerak, merangkak perlahan sampai akhirnya dapat berlari kencang. mencoba semampu saya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

comments, suggestions, critics, anything.
just let me know :)

 
template by suckmylolly.com flower brushes by gvalkyrie.deviantart.com